
Lama Nih gak posting Kali Ini saya akan Memberitahu Tentang Rajah Kalacakra
Tulisan yang tergores di dada Batara Kala yang kemudian dapat dibaca oleh Batara Wisnu yang menyamar sebagai dalang Kandhabuwana. Munculnya Rajah Kalacakra itu pada upacara ruwatan dengan cerita Murwakala. Karena hal itu, Batara Kala kemudian mengikuti kehendak Batara Wisnu.
Mantra untuk mengenyahkan berbagai kekuatan magis jahat yang mengganggu kesentosaan lahir batin pada waktu berlangsung upacara ruwatan bagi para bocah sukerta.
Mantra Rajah Kalacakra dibaca berulang kali oleh ki dalang sewaktu memotong rambut bocah sukerta dan sewaktu memandikanya dengan air kembang.
Dalam bentuk sebagai jimat, mantra ditulis pada kain putih dan dilipat menjadi empat.
Mantra Kala Cakra:
Hong ilaheng,
Sang Hyang Kalamercu Katup,
Sun umadep, Sun Umarep,
Nir Hyang Kalamercu Katup,
Nir Hyang Kala Mercu Katup,
Nir Hyang Kala Mercu Katup.
YAMARAJA…JARAMAYA
YAMARANI…NIRAMAYA
YASILAPA…PALASIYA
YAMIRODA…DAROMIYA
YAMIDOSA…SADOMIYA
YADAYUDA…DAYUDAYA
YACIYACA…CAYASIYA
YASIHAMA…MAHASIYA
mungguh wis pada saguh
anggladi oyoting jati
sakmadyaning kuwat kulup
Narima yen kataman
isin panggawe dudu
ninggalaken laku ngiwa
oleha hayu swarganipun
Asal Usulnya
Rajah Kalacakra
hamurwakala dari kata purwa = asal=sumber=sebab kala = tali,pengikat=penyebab-rusak=sesat=bodoh=halangan jadi hamurwakala adalah introspeksi atau melihat ke dalam diri maksudnya hamurwakala atau meruwat adalah jalan untuk mengetahui sebab dan musababnya kita terikat atau dikuasai oleh kala, oleh kebodohan, kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan, kejahatan, penderitaan yg tidak putus putusnya dalam hidup dan kehidupannya dan sekaligus memerangi, membebaskan, menghancurkan segala macam pengaruh kala dengan jalan menguasai RAJAH KALACOKRO Apakah pula yg dimaksud rajah kalacokro ? Rajah Kalacokro adalah senjata pamungkas untuk menghancur leburkan pengaruh dan kekuasaan kala.
konon senjata tersebut adalah milik Prabu Kresna yg merupakan senjata sakti untuk menjaga alam semesta dan semua isinya dari gangguan betara-kala (sumber, asal mula terjadinya kehancuran) Keduanya (Kresna & Kala) ada dan bersemanyam dalam hidup kita dalam diri pribadi manusia hidup keduanya merupakan dzat hidup yg saling bertentangan, sebagai pokok kesadaran dan kebalikannya setiap manusia menurut ki dalang kanda buwana, rajah kalacakra berada di dada sang hyang kala. maka dari itu ketika prabu kresna mau menggunakannya bersabdalah sang prabu; "niat ingsung matek aji, ajiku rajah kalacakra kang ana dadane sang hyang kala" dan ketahuilah, bahwa senjata rajah kalacakra adalah senjata keberanian, senjata kejujuran dan kesucian hati.
senjata yg mempunyai ruang lingkup tak terbatas , yg berkuasa terhadap lahir dan bathin, sukma-jiwa dan raga untuk itu siapapun yg hendak menguasai rajah kalacakra, kuasailah diri pribadinya sendiri dulu, dgn hamurwakala, sehingga kita bisa menempatkan diri kita dgn benar atas kegunaan ilmu-ajaran yg sesuai dgn bakat dan kemampuan diri kita atas dasar kebenaran, untuk meluruskan dan memperbaiki gerak hidup dan rasa sehingga pikiran dan buah perasaannya yg kacau balau bisa diluruskan kembali dgn jaran2 kebaikan dan kebenaran, keagamaan dan ilmu pengetahuan yg bersatu padu sehingga dgn demikian kita akan terhindar dari pengaruh dan kuasa kala, kuasa ilmu dan ajaran2 yg menyesatkan, yg menghancurkan kepercayaan-iman kita terhadap kekuasaan Yang Maha Tinggi, Tuhan kita Yang Maha Esa demikian besar pengaruh dan rongrongan kala, ada pada setiap penjuru dan saat. maka dari itu kita perlu melihat kembali sejarah hidup kita sesuai dgn yg kita kehendaki, artinya sampai dengan kemungkinan utk bisa menemukan-mengetahui sebab2 dari penmgaruh kala, sekaligus jalan keluarnya. dengan Hamurwakala kita berusaha utk bisa menguasai pahit getirnya hidup dan kehidupnnya Demikianlah bahkan ada yg dengan melakukan upacara2, doa2 menurut kepercayaannya masing2, sekuasanya dan semampunya, baik secara perorangan maupun secara kelompok
HANYA SAJA .....
tidak sedikit diantara mereka yg keliru dalam anggapannya bahwa
"hanya dgn meruwat-melakukan upacara2" yg serba baik dan lengkap itu sudah cukup dan sebenarnyalah meruwat-hamurwakala adalah selalu dihubungkan dgn usaha utk menyelamatkan diri-orgn banyak dari ikatan/belenggu kala. dan di lain hal, pahit getirnya hidup adalah merupakan ujian iman kita, apakah kita cukup tahan uji dan tidak patah semangat, atas segala cobaan dan apakah kita tidak mati pula dam hidup, mati pikirannya, mati kesadarannya, mati usahanya dll
dan yg demikian sering terjadi sehingga walaupun diadakan selamatan korban, upacara2 dgn penuh doa2 dan puja mantra tetap saja hasilnya.(tidak memuaskan)
Itulah karena kesalahan dari ketidak tahuan ttg isi dan maksud dari meruwat yg intinya pada rajah kalacakra. dan yg benar akhir dari tujuan meruwat adalah bertobat dan memasrahkan diri pertibadi-keluarga-kelompok dll kepada kebijaksanaan dan keadilan Tuhan yg Maha Hidup dan Maha Pengampun.
Demikian karena dalam upacara-selamatan meruwat biasanya mesti ada doa-doa, pujian2, kelengkapan upacara dan acara kontrol diri dan bertobat atas segala kesalahannya dan berterima kasih atas segala rahmatnya. Maka dari itu KENALILAH DIRI PRIBADINYA SENDIRI.

Responses
0 Respones to "Rajah Kalacakra"
Posting Komentar